MEJA MAKAN 1- Kerepotan
“Ini namanya roti tempe,
karena bentuknya mirip tempe”
sebentuk roti yang berserat
diperlihatkan, kemudian disodorkan padaku.
“Ayoo dicoba … “
Keramahan meja makan. Ritual pagi yang sama dari pagi
kemarin … dengan kalimat yang serupa.
Rotinya roti biasa. Menjadi
istimewa karena disajikan pada suasana yang sedikit kagok bagiku. Apakah aku cukup berperilaku sopan?. Kuoleskan butter di atasnya.
“ Lagi ya … kok cuma satu”
“ Saya tidak makan terlalu
banyak pak kalau pagi”
Mata bundar itu menatapku sejenak sambil berkata
“Saya sudah bilang, saya oom
kamu. Jangan panggil lagi bapak. Lin dan
Edward itu bukan siapa-siapa lagi bagi saya.
Mereka yang sering membela saya”
Lalu mengalirlah cerita
tentang beberapa peristiwa terkait pembelaan bonyu dan amang tuaku terhadap
beliau. Kemudian bergulir lagi kepada
silsilah keluarga amang tua. Beliau dengan fasih menyebutkan satu persatu,
sementara aku mengunyah roti tempe itu.
“Ai jadi pulang kapan?”
“Besok oom, hari ini tidak ada seatnya. Tapi saya mau
pamit oom. Pagi ini saya mau tidur di Hamburg” Gelasku kugeser, takut
tersenggol.
Beliau menatapku
“Ohh kamu menginap di mana?,
sudah ada hotel?”
“Ohh gampang oom kalau hotel,
saya bisa cari. Yang penting koper bisa saya titipkan di Bandara. Jadi ngak
perlu dibawa-bawa lagi”
Beliau meletakkan peralatan makannya.
“Lho kenapa tidak disini
saja? Biar besok kamu diantarkan mobil
ke bandara”
“Ngak usah oom, saya ngak mau
ngerepotin … “
Belum selesai kalimatku beliau sudah menukas
“No, tidak ada yang
direpotkan. Kamu tidak merepotkan. Jadi besok kamu diantarkan dengan mobil”
Aku tercekat … sepertinya aku salah menjawab.
“Bukan … Ai mau lihat-lihat
Hamburg” ada
pengkoreksian.
“Iya oom, mau keliling”
“Nahh kalau karena mau
lihat-lihat tidak masalah. Tapi jangan karena merasa merepotkan. Saya oom kamu.
Jadi tidak ada yang direpotkan. Saya pikir saya mau ajak kamu keliling naik
sepeda sore ini”
MEJA MAKAN 2 - Perbedaan
Ritual makan
selalu diselingi dengan break percakapan telepon. Aku menghitung ini sudah yang ketiga
kalinya. Semuanya dari orang-orang penting
dunia. Saat beliau kembali duduk di
kursinya, aku bertanya :
“Oom kapan
selesai makannya kalau terima telepon terus”
Beliau tertawa
“Yaaa itulah
… Dulu ada ibu yang selalu membatasi. Sekarang tidak ada
lagi yang melarang”
Saputan kesedihan pada matanya.
Aku membacanya.
“Saya tidak
bisa menolak, mereka minta saya membantu dalam beberapa hal. Menjadi konseptor
bagi pembentukan Negara. Bagaimana filosofinya berkehidupan bernegara”
Mulailah perbincangan tentang sebuah Negara. Termasuk bagaimana saat beliau dahulu
memimpin Indonesia. Percaturan politik
yang luar biasa saat itu, hingga
penuturan latar belakang keputusan melepas Timor Timur dari bagian NKRI.
Aku tidak menyela. Yang lainpun tidak. Aku sendiri sibuk untuk mentautkan jaringan2
pemahaman otakku, karena gaya cerita beliau yang melompat-lompat seringkali
membutuhkan energi lebih untuk memahami percakapannya.
Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika salah satu yang
disinggung. (aku lupa awal konteksnya).
Merembet kepada materi film ?
“Saya sudah
menonton filmnya. Menarik. Memang ada perbedaan. Negara kita memang terdiri dari
beragam hal”.
Aku menanggapi :
“Iya, saya
menonton profil oom di tvOne. Saat bersekolah di SMAK Dago. Oom mendapat nilai paling tinggi juga untuk
pelajaran agama Kristen”
Beliau terbahak.
“Ya .. memang. Saya murid pandai. Ibu saya
mengatakan saya sudah membekali anak saya dengan pelajaran agama yang baik.
Jadi tidak takut kalau anaknya akan terpengaruh. Justru saya dapat melihat
lebih luas”
“Sekarang
agak susah ya oom. Kondisinya tidak sama seperti jaman lalu. Dari reaksi orang
terhadap film ? ada pernyataan2 yang menggelitik. Ada yang beranggapan bahwa setiap agama itu punya Tuhannya masing-masing”
Beliau tercenung. Dengan sendok dan garpu masih
ditangan. Sementara roti tempe masih ada separuh.
“Yaaaa ..
mereka pikir Tuhan itu banyak?!. Tuhan itu esa!. Hanya cara kita kepada Tuhan yang
berbeda-beda”
Aku meneguk air putihku. Kenyataannya banyak yang tidak paham kata
esa. Mungkin mereka tidak ingat
lagi sila 1 Pancasila. Atau malah ada
keinginan untuk menggantikan dengan Piagam Jakarta.
Tapi aku tidak memperpanjang percakapan tentang hal
tersebut.
Telepon berdering lagi. Ajudan memberikan kepada beliau. Roti tetap masih separuh … beliau sudah
beranjak berbincang panjang di telepon dalam bahasa German dan Inggris …
MAKAN
SIANG - BLOCK HOUSE
![]() |
Block House - Hamburg |
“Nah disini
enak-enak”
Aku membolak balik menu.
Makan apa yaaa …
“Saya
dipilihin aja deh … yang porsinya ngak besar”
Beliau dengan telaten menjelaskan detail menunya. Nampak akrab dengan suasana
restoran, karena memang ini salah satu tempat favorit keluarga.
Memotong daging sambil mendengarkan brief beliau
“Jadi inti cerita filmnya adalah cinta. Karena
cinta itu universal. Supaya semua dapat terinspirasi dari cinta. Kekuatan cinta itu luar biasa”
Mengalirlah kisah cinta beliau. Kekuatan cinta seorang Ainun pada Habibie.
Ainunlah yang juga mengingatkan beliau
akan sumpahnya pada ibu Pertiwi.
Sejenak meletakan sendok supnya, beliau
membacakan sumpah pada ibu Pertiwi :
“Terlentang!
Jatuh! Perih! Kesal!
Ibu Pertiwi
Engkau
pegangan
Dalam
perjalanan
Janji Pusaka
dan Sakti
Tanah Tumpah
darahku makmur dan suci
Hancur
badan!
Tetap
berjalan!
Jiwa Besar
dan Suci
Membawa aku
PADAMU!”
Terhenti sebentar untuk mengunyah sepotong
daging. Kemudian beliau melanjutkan :
“Jadi saya
diingatkan akan tujuan saya untuk kembali ke pangkuan ibu Pertiwi. Pada saat
saya harus memilih antara jabatan yang baik di sini (Germany) dengan tawaran
untuk membangun Negara, Ibu mengatakan
bahwa saya harus memenuhi janji saya pada ibu Pertiwi”
“Orang harus
melihat bahwa kekuatan cinta itu luar biasa.
Kekuatan cinta yang beragam.
Cinta ibu pada saya mendorong saya untuk mencintai pekerjaan saya,
keluarga, Negara saya”
“Film ini
harus mampu menggerakan cinta yang lain. The power of Love”
Suapan terakhirku.
Sudah 1 jam lebih berbincang di
restoran ini.
“Oom sudah
waktunya ke dokter”
Namun beliau masih saja meneruskan tuturannya …
Waktu dengan dokterpun terlewat.
![]() |
Mengantar ke dokter - walaupun sudah lewat waktu |
PAMIT 1 – Aachen
Pagi hari pukul
10.00. Ada sedikit perdebatan saat harus ke Aachen pada hari Minggu
Di halaman depan, dekat garasi
“Saya tidak
melarang. Hanya sekarang hari Minggu. Nanti kalian tidak menemukan apa-apa
disana. Kasian kalian, 5 jam sampai
sana”
“Oom saya
sudah kontak dengan beberapa mahasiswa sana. Mereka mau membantu menemani
kita. Jadi nanti mereka yang menunjukan
tempat-tempatnya. Kalau hanya 5 jam ngak
pa-pa oom. Soalnya Aachen tujuan
utama. Kita ke Jerman 17 jam oom, untuk bisa ke Aachen”
Beliau tersenyum. Matanya membesar.
“Nahhh ini
masuk akal. Yaa memang sudah 17 jam yaa. Oke oke pergi”
Sambil mengenakan baju rumahan, beliau menghampiri
GPS pada mobil van. Dengan terampil
tangan-tangannya menekan tuts huruf, memasukkan semua alamat yang harus dituju di Aachen.
“Nahhh …
sudah lengkap ya. Hati-hati”
Beliau selalu membetulkan penyebutan kata Oberforstbach,
karena aku kesulitan untuk kata itu.
Sambil tertawa-tawa beliau mengatakan :
“Gelokkk …
susah yaa menyebutkan”
Hahaha .. kata gelok itu selalu ada setiap kali
beliau menemukan kelucuan.
Saat mobil
akan keluar dari pintu gerbang beliau berlari-lari mengejar
Dari kaca depan :
“Saya lupa.
Ada kulkas. Mau yaaa bawa kulkas”
Aku bingung apa maksudnya kulkas.
Ohhh tempat pendingin minuman
“Ngak usah
Oom terimakasih … “
“Benar yaaa
… nanti haus di jalan”
“Iya oom
ngak pa-pa. Nanti beli minuman di pemberhentian”
Mobil mulai berjalan, seiiring lambaian
tangannya.
“Hati-hati
yaaa”
Ahhhh … mataku hampir basah … begitu tulus dan penuh perhatian.
Seorang besar yang masih memikirkan minuman perjalananku.
![]() |
"Mau bawa kulkas?" |
![]() |
Selasar Rumah Utama |
Siang hari di selasar rumah utama, aku pamit untuk
pergi ke Hamburg
Berbincang sebentar,
menyinggung kolam renang.
“Sini liat kolamnya”
Aku memang belum pernah
masuk kesana.
Kolam renang dalam ruangan.
Temperaturenya sangat hangat, padahal di luar sedang 10 C.
Beliau menjelaskan tentang
teknologi yang dipergunakan pada kolam ini. Aku mengangguk sambil mencoba
memahami.
“Coba nanti kamu berenang disini”
“Oom saya ngak bisa berenang”
Beliau membelalak
“Hah?! Saya
baru ketemu orang sebesar ini tidak bisa berenang”
Beliau terbahak-bahak
“Benar lho ..
saya baru ketemu”
“Dicoba ya.
Bisa tidak bisanya tergantung kepada pikiran sendiri”
Sambil berlalu dari situ,
aku tersenyum … bahwa beliau bisa terkejut karena aku tidak bisa berenang. Tetapi memang benar, ketidakbisaan lebih
banyak bermain di otakku.
DOSEN
Malam itu ada perbincangan
dan diskusi. Aku pamit untuk kembali ke
kamar.
“Oom saya harus mengirim email ke mahasiswa di
Aachen. Saya sudah janji. Kemarin dia
membantu mengantar ke tempat-tempat oom pernah belajar. Nah besok dia
ujian. Kebetulan saya paham materinya”
“Ohh tentang apa?”
“Marketing oom, business plan”
“Oke oke”
aku ke kamar,
menulis semua materi tentang Porter dan lain-lain, mengirimkan emailnya.
![]() |
Kamar di rumah Aachen |
2 hari kemudian percakapan
dengan Bapak
“Bagaimana, sudah kamu kirimkan?”
“Apa ya oom”
“Materi ujian
untuk mahasiswa Aachen”
Ohh beliau masih ingat
percakapan malam itu
“Sudah oom. Dan lumayan. Beberapa materi keluar. Dia
cukup terbantu”
Beliau tersenyum
“Good. Itu trade-in yang bagus. Kamu dibantu dia, dan
dia kamu bantu. Hasilnya apa?”
“Saya rasa sih bagus oom. Anaknya juga pinter”
“Good good. Kamu jadi dosen aja di sini … “
Aku memutar mataku. Frans –aachen student itu, juga sudah memanggilku bu DOSEN J
maksih banyak ya bu Ayie, aduh membantu banget, untung Bu Ayie kasih tahu tuh soal porter, teryata penting buanget, dan keluar pas ujian tadi :D
marketing stratgy internal external-> aku salah diisni
swot analysis dr ebay
5 froces porter analysis dr case
market research gmn caranya
perbedaan causaltity sama effectuation
penegrtian entrepreneurship
beda2nya tipe2 perusahaan di jerman
trus apa lagiya,
ah ya sama multiplechoice gitu
mudah2an aja td bisa kebaca tulisannya,
tp terima kasih banget berkat emailnya Bu ayie, aku jd lbh bisa ngerti maksud inti point dr step by step businessplannya :D jd pas startnya bisa dibandingin mana yg segmentasi mana yg analisa makro mikronya :D kl dibahasa indonesiain lbh gampang ngertinya :D
swot analysis dr ebay
5 froces porter analysis dr case
market research gmn caranya
perbedaan causaltity sama effectuation
penegrtian entrepreneurship
beda2nya tipe2 perusahaan di jerman
trus apa lagiya,
ah ya sama multiplechoice gitu
mudah2an aja td bisa kebaca tulisannya,
tp terima kasih banget berkat emailnya Bu ayie, aku jd lbh bisa ngerti maksud inti point dr step by step businessplannya :D jd pas startnya bisa dibandingin mana yg segmentasi mana yg analisa makro mikronya :D kl dibahasa indonesiain lbh gampang ngertinya :D
kan jd dosen "unofficial" saya, jadi manggilnya hrs pake bu :D
catatan ini mengabarkan kembali sisi hangatnya kepribadian Pak Habibie lewat detil yang hanya bisa ditangkap oleh orang-orang yang dekat dengan beliau.
BalasHapusnampaknya setiap yang beliau kenal, saudara ataupun bukan, akan merasa dekat ya, Ayie.
Suka sekali! Gambar2nya sangat mewakili, jadi serasa ada disana. Kapaaan ya aku ke luar? hehe ... ngimpi.
Ayie, terus berkarya!
sipppp ...
BalasHapussemoga sukses &
BalasHapussalam sejahtera
selalu <3